US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di bawah Departemen
Pertahanan AS mengembangkan teknologi-teknologi baru yang bisa
digunakan militer. Film fiksi ilmiah seperti Avatar hingga Transformers
pun menjadi nyata seperti temuan-temuan ini.
Berikut 10 temuan tersebut seperti dikutip dari Live Science, Kamis (24/10/2013):
Robot Logistik 'BigDog' dan 'WildCat'
Robot 4 kaki
tanpa kepala yang didesain bisa berjalan, berlari dan membawa
barang-barang berat melalui medan yang berbahaya ini dinamakan robot
'WildCat' dan 'BigDog'.
BigDog, dibuat tahun 2005 dengan panjang
0,91 meter dan tinggi 0,76 meter. Cukup kecil memang, namun robot ini
mampu membawa beban kargo 181 kilogram! Dia bisa melalui lereng terjal
dengan kemiringan hingga 35 derajat. WildCat, robot sejenis yang lebih
cepat dan lebih lincah, bisa berlari hingga 25 km per jam di permukaan
datar.
Kedua jenis robot ini dikembangkan DARPA untuk bisa
membantu tentara dalam berbagai misi di darat. DARPA memberikan kontrak
ke Boston Dynamics untuk mengembangkan robot 4 kaki ini untuk digunakan
militer.
Tentara Pengganti 'Avatar'
Rupanya film Avatar
besutan sutradara James Cameron pada tahun 2009 ini menginspirasi DARPA
membuat proyek yang serupa. Dalam anggaran tahun 2013, DARPA
mengalokasikan US$ 7 juta untuk 'Avatar Project'.
Proyek ini nanti bisa memungkinkan tentara mengendalikan robot pengganti dalam situasi pertempuran berbahaya.
Senjata Laser 'Excalibur'
Untuk meminimalisir
kerusakan dalam perang, khususnya perang kota, DARPA sedang
mengembangkan senjata laser yang kecil dan efisien yang bisa dipakai
dalam pertempuran. Senjata-senjata laser ini akan 10 kali lebih ringan
daripada sistem laser daya tinggi yang ada sedang digunakan.
Tak
cuma buat senjata, laser yang awalnya dikembangkan untuk pesawat terbang
juga dapat digunakan untuk berkomunikasi, mengunci sasaran hingga
perlindungan diri di udara.
Pesawat Hipersonik 'Falcon'
Proyek Falcon ini
diumumkan tahun 2003 sebagai program bersama dengan AU AS. Tujuannya,
membuat pesawat hipersonik dari bahan yang bisa didaur ulang dan tak
berawak.
Satu prototipe Hypersonic Technology Vehicle 2 (HTV-2)
pertama terbang pada April 2010 dan pada bulan Agustus 2011.
Ultra-cepat, berbentuk panah terbang dengan kecepatan hipersonik 20
Mach (sekitar 20 kali kecepatan suara), 22 kali lebih cepat dari
pesawat jet komersial. Selama penerbangan, suhu permukaan pada kendaraan
mencapai 1.930 derajat Celsius, yang lebih panas dari tanur tinggi yang
mampu membuat baja mencair.
Selama kedua tes penerbangan,
operator kehilangan kontak dengan prototipe HTV-2. Pada Juli 2013, DARPA
menegaskan tidak akan melakukan penerbangan ketiga dari HTV-2, tetapi
penelitian pada proyek ini akan berlanjut sampai musim panas 2014 untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik penerbangan hipersonik.
Tank Terbang 'Transformer'
Proyek ini ini
mengembangkan tank terbang yang dilengkapi senjata, memuat 4 orang. Tank
ini dikembangkan bisa berjalan di darat dan bisa terbang seketika untuk
menghindari ancaman.
Kendaraan ini didesain untuk lepas landas
dan mendarat secara vertikal seperti helikopter dan mampu terbang sampai
ketinggian 250 nautical mile (NM) atau sekitar 463 km saat tangki
sedang penuh. Tank terbang ini didesain untuk penyerangan, penyerbuan,
operasi kedaruratan, pengintaian, evakuasi medis dan pengangkutan
logistik.
Atlas
Proyek robot 'Atlas' ini terungkap ke publik
pada 11 Juli 2013. Robot ini mirip manusia, berkaki dua dengan tinggi
1,8 meter, dirancang untuk membantu berbagai layanan darurat, operasi
pencarian dan penyelamatan.
Atlas dikembangkan Boston Dynamics
dan disasarkan pada kreasi robot sebelumnya. Namun Dephan AS tampaknya
tak tertarik menggunakan robot ini.
Chip Navigasi Mikro
Kemajuan teknologi GPS merevolusi
pelacakan dan navigasi, tapi bagaimana dengan daerah-daerah di mana GPS
tidak tersedia, atau sinyal terganggu? Untuk membantu tentara menemukan
jalan mereka di bidang GPS pemadaman, peneliti DARPA sedang
mengembangkan sebuah chip navigasi kecil yang lebih kecil dari satu sen.
Chip
itu disebut TIMU (Timing and Innertial Measurement/TIMU) menggabungkan
tiga giroskop, tiga pengukur kecepatan dan jam yang sangat akurat ke
dalam chip mini tunggal. Chip ini dapat memberikan informasi yang tepat
untuk navigasi, termasuk orientasi, percepatan dan waktu.
Pejabat
DARPA mengatakan chip navigasi ini tidak akan menggantikan GPS,
melainkan dirancang untuk bekerja ketika GPS tidak tersedia atau tidak
bekerja.
Pesawat Ulang Alik Boeing X-37
Pesawat milik pabrikan
Boeing X-37 dirancang untuk bisa terbang di luar orbit Bumi. Proyek ini
sebenarnya dimulai NASA tahun 1999 namun dialihkan ke DARPA tahun 2004
dan kemudian dialihkan lagi AU AS pada 2006.
Pesawat tak berawak
ini mirip miniatur pesawat ulang-alik, keluar ke orbit Bumi dengan
roket dan bisa kembali mendarat ke tanah. Pesawat ini dikembangkan untuk
bisa bergabung dengan satelit luar angkasa dan mengisi bahan bakar
dengan tangan robot.
Percobaan terbang hingga keluar orbit Bumi,
pertama dilakukan April 2010. Pejabat AU AS mengatakan pesawat ini
dipakai sebagai kendaraan untuk menempatkan senjata di luar angkasa.
Mesin yang Bisa Dikontrol Otak
Proyek ini
mengembangkan robot yang mungkin terhubung dengan sistem kerja otak
manusia. Jadi mesin ini bisa digerakkan dengan otak. Misal, menggerakkan
lengan mekanis dengan pikiran, menjadi alat bantu dengar dan memulihkan
penglihatan.
Penelitian yang disebut 'Brain Machine Interface'
ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970. Salah satu prototipenya
adalah Proto2, lengan robot mekanis yang digerakkan dengan pikiran, yang
bisa melakukan 25 gerakan berbeda.
Pompa Vakum Mikro
DARPA mendanai riset yang membuat
sistem pompa ruang hampa terkecil di dunia yang digunakan untuk berbagai
alat elektronik atau sensor yang membutuhkan ruang hampa. Pada 2008,
terciptalah Chip-Scale Vacuum Micro Pumps (CSVMP).
Pompa vakum
ini bisa digunakan untuk membangun sensor kimia mikro, seperti
menganalisa gas ultra sensitif, bahan kimia berbahaya, senjata biologis
atau untuk merancang sensor baru.
Pompa vakum mikro ini dibuat
oleh peneliti di Universitas Michigan, Masachusetts Institute of
Technology (MIT) dan perusahaan Honeywell International.