Di Indonesia kita
mengenal permainan kata “Pancasila Lima Dasar”, yang cara memainkannya
adalah dengan menentukan huruf berdasarkan jumlah jari yang ditunjukkan
para pemainnya, lantas beradu cepat menyebutkan sesuatu yang namanya
diawali dengan huruf tersebut, tergantung kategori yang sudah ditentukan
di awal permainan. Misal, kategorinya iklan. Ketika jumlah jari
berhenti di huruf F, buru-buru kita berseru, “Fiesta!” (Ups, maaf nyebut merek! Kena royalti nggak, ya, Pak, Bu?)
Ya
sudahlah, sekarang saya akan membahas tentang beberapa permainan kata
dan kalimat yang dikenal di luar negeri. Apa sajakah itu?
Anagram
Anagram adalah sejenis permainan kata, yang dimainkan dengan cara
menyusun ulang huruf-huruf dari sebuah kata membentuk kata lain. Tentu
saja huruf-huruf yang disusun haruslah huruf yang sama tanpa mengurangi
atau menambahkan huruf lain. Misal, anagram dari “buta” adalah “batu”,
“tuba”, “baut”, dan “tabu”. Anagram dari “ikan” antara lain “kain”,
“kina”, dan “naik”.
Alfagram
Alfagram
adalah permainan menyusun ulang huruf dari sebuah kata agar sesuai
urutan alfabetis. Misal alfagram “kompasiana” adalah “aaaikmnops”.
Semakin cepat kita menyusun alfagram dari sebuah kata, maka otak kita
pun makin terlatih untuk berpikir cepat, tepat, dan sistematis. Jadi
bisa dibilang ini adalah salah satu permainan kata yang mengasah otak
dan melatih kecepatan berpikir.
Acrostic
Bisa
dikatakan sebagai permainan sastrawi. Yaitu seni merangkai sebuah
kalimat atau beberapa kalimat dalam satu atau beberapa bait (puisi)
dengan menggunakan sebuah nama sebagai huruf-huruf awal. Misal, akrostik
versi satu kalimat dari Kompasiana.
Kebiasaan
oma
melukis
pantai
atau
sungai
itu
aku
nilai
apik
Sedikit maksa memang, hehe. Sementara untuk versi puisinya kira-kira seperti ini….
Kala mentari bertolak dari persembunyiannya
Oh, lihatlah, burung-burung bercericit ria menyambutnya
Mentari pun tersenyum dibuatnya
Putri malu perlahan kembali menengadah
Awan pun seakan-seakan membisikkan
Syair tentang kehidupan
Imajinasiku pun ikut bersenandung
Akankah mentari lelah berpendar?
Namun aku percaya
Alam masih akan berseri seribu tahun lagi
Tidak hanya satu huruf, tapi bisa juga menggunakan beberapa huruf di awal bait. Misal begini:
KOMputerku mati lagi
PArah sekali, padahal baru kemarin direparasi
SIAl, dasar komputer butut!
NAsib, ini artinya aku harus membeli komputer baru
Untuk para penyair, boleh juga sesekali mencoba menulis puisi dengan rumus seperti ini.
Acrostic Ganda
Masih
sejenis dengan acrostic di atas, bedanya huruf akhir dari setiap bait
ikut membentuk kata yang sama dengan yang dibentuk huruf awal.
Kurasakan asa yang merangkak naik
Oh-oh, dalam dadaku pun bergejolak sebuah animo
Melewati masa mudaku yang terpuruk dalam
Pelangi pun tergugah seiring angin yang bertiup
Asaku semakin membuncah tinggi bersama rasa
Sanggupkah asaku hinggap di puncak termanis
Inginku mengukir semua itu pada dinding imaji
Akan kujemput impian yang lama membara
Namun bila kehendak Tuhan berkata lain
Apa daya, biarkan asaku terbang berkelana
Anamonic
Yang
ini memang agak rumit. Taruhlah dua kosakata. Kosakata pertama
ditambahkan huruf demi huruf dari kosakata kedua dan menghasilkan
kata-kata baru. Saya ambil contoh yang paling simpel:
Kosakata 1: Di
Kosakata 2: Maka
Maka, anamonicnya adalah:
- Di + M = Dim (ukuran panjang 1/12 kaki)
- Di + A = Dia (persona tunggal yg dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara), atau Dai (orang yg kerjanya berdakwah)
- Di + K = Dik (adik, kata sapaan untuk saudara, teman yg lebih muda dr penyapa)
Ket:
meski pun ada dua huruf “A” di kata “maka”, namun kita tidak perlu
mengulangnya setelah menemukan anamonic dengan huruf “K”.
Rumit, bukan? Tapi permainan ini bisa jadi tantangan tersendiri, lho!
Blanagram
Ialah
permainan kata dengan memanfaatkan satu kosakata, dan mencari
kata-kata lain dengan cara mengganti satu demi huruf dari kata tersebut
dengan huruf lain.
Kita ambil kata “duka” sebagai contoh:
- Ganti huruf D dengan L, maka akan terbentuk kata “luka”, “kaul”, “lauk”, dan “laku”
- Ganti huruf D dengan S, maka akan terbentuk kata “suka”, “kaus”, “saku”, “kuas”, “kusa”, “sauk”, dan “ukas”
- Ganti huruf D dengan B, maka akan terbentuk kata “buka”, “baku”, dan “abuk”
- Ganti huruf D dengan C, maka akan terbentuk kata “cuka”
- Ganti huruf U dengan O, maka akan terbentuk kata “kado” dan “koda”
- Ganti huruf K dengan P, maka akan terbentuk kata “dupa”
- Ganti huruf K dengan H, maka akan terbentuk kata “aduh”
(Karena tak ada
blanagram yang tersedia dengan menggantikan huruf A, maka pencarian
berakhir di sini. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah blanagram
dari kata “duka” adalah 19 buah)
Hangman
Nah,
yang ini sih sudah familiar. Konsep permainan ini sempat diadopsi oleh
kuis “Roda Impian” di SCTV beberapa tahun silam. Pemain pertama
memiliki kata rahasia dan membuat beberapa garis berdasarkan jumlah
huruf dari kata tersebut, dan pemain lain menebak kata tersebut dengan
menebak huruf yang kira-kira termasuk di dalamnya. Bila ternyata huruf
tidak tersedia, maka si pemilik kata berhak membuat garis demi garis
yang akan menjadi elemen yang membentuk gambar orang tergantung atau
“hangman”. Satu huruf yang salah diganjar dengan satu garis.
Bila
para pemain terus menerka huruf yang salah sampai akhirnya garis-garis
elemen itu membentuk gambar “hangman” yang utuh, maka dia dinyatakan
kalah. Pemain yang menang adalah yang mampu menebak kata rahasia paling
dulu.
Heterogram
Yakni
kata-kata yang mengandung huruf-huruf yang berbeda-beda alias tidak
ada yang terulang. Dalam bahasa Inggris, heterogram terpanjang adalah
“uncopyrightable”.
Beberapa
kosakata heterogram dalam bahasa Indonesia antara lain “diam”, “muka”,
“aku”, “kamu”, “cangkul”, “delima”, “durian”, “cambuk”, dan lain-lain.
Ayo cari kosakata heterogram lain sebanyak-banyaknya dan
sepanjang-panjangnya!
Kangaroo word
Kalau
ini sepertinya lebih mudah dimainkan dengan kosakata bahasa Inggris.
Permainan ini adalah mencari dua kata yang bermakna serupa (sinonim).
Peraturannya, kata pertama haurs mengandung semua huruf yang dimiliki
kata kedua. Contoh, sinonim dari kata “masculine” adalah “male”. Nah,
dalam kata “masculine” terdapat huruf M, A, L, dan E bukan?
Kalau
dalam bahasa Indonesia, contoh paling mudah adalah “dia” dan “ia”,
“kamu” dan “kau”, “engkau” dan “kau”, “daku” dan “aku”. Agak rumit,
memang.
Lexicant
Permainan
ini bisa dimainkan dua orang atau lebih. Pemain pertama menulis satu
huruf, lalu secara bergiliran mereka menambahkan satu demi satu huruf
yang bisa diletakkan di depan maupun belakang huruf sebelumnya. Tentunya
huruf yang ditambahkan harus membentuk kosakata yang terdapat dalam
KBBI. Bila seorang pemain menambahkan huruf yang membentuk kata yang
tidak ada di KBBI, dia kehilangan giliran.
Contoh:
Pemain 1:
A
IA
RIA
RIAK
ERIAK à kehilangan giliran
Pemain 2:
TERIAK
RTERIAK à kehilangan giliran
Pemain 1:
BERTERIAK
Pangram
Pangram adalah seni kalimat yang menggunakan setiap huruf dalam alfabet di dalamnya. Pangram paling populer di dunia adalah “The quick brown fox jumps over a lazy dog”.
Sementara di Indonesia, adalah sebuah pangram yang cukup dikenal,
yaitu “Saya lihat foto Hamengkubuwono ke-XV bersama enam zebra purba
cantik yang jatuh dari Alquranmu”.
Pangram
versi saya sendiri, “Saya bermain xilofon di bawah horizon langit
senja, adik di dalam kamar membaca dan menafsirkan Alquran, dan Papa
menonton televisi di ruang tamu” (kepanjangan, ya?) Bagaimana dengan
versi Anda?
Palindrom
Palindrom adalah kosakata atau kalimat yang bisa dibaca dari depan maupun belakang, karena menghasilkan bunyi yang sama. Misal:
- Tamat
- Kodok
- Katak
- Kasur Nababan rusak
Ada
sebuah palindrom Latin yang unik, karena ia akan mengulang kalimat
yang sama bila menyatukan gabungan huruf pertama, huruf kedua, huruf
ketiga, huruf keempat, dan huruf kelima dari masing-masing kata
pembentuknya. Palindrom itu berbunyi “Sator Arepo Tenet Opera Rotas”.
Kira-kira apa lagi ya, kata-kata atau kalimat yang membentuk palindrom?
Word polygon
Yang
ini juga pernah kita mainkan. Comot sebuah kata yang memiliki banyak
huruf. Lalu cari sebanyak-banyaknya kata yang bisa terbentuk dari
huruf-huruf yang ada di kata tersebut. Contoh:
NASIONALISASI
- nasi
- alis
- oli
- sial
- sila
- nila
- lain
- dll
Ambigram
Kalau
yang ini membutuhkan kemampuan visualisasi artistik. Ambigram adalah
seni membuat satu atau serangkaian kata atau nama yang terbaca sama bila
dilihat lebih dari satu sudut pandang. Misal:
Saya
kira itulah beberapa permainan kata yang bisa dimainkan di waktu
luang. Bisa dengan sahabat, maupun si kecil. Yah, daripada anak-anak
kita terus menerus memainkan game komputer yang berisiko pada kesehatan
mata dan siapa tahu memuat konspirasi negatif dan konten yang tak
layak dilihat panca inderanya, cobalah sesekali mengajaknya memainkan
permainan sederhana seperti ini. Lebih murah, tapi dampaknya pada
perkembangan otak akan lebih terasa.
Sumber: Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar