Kemarin dunia baru mendapatkan kabar bahwa Xiaomi – perusahaan gadget asal China – berencana untuk masuk ke 10 negara baru tahun ini, termasuk Indonesia.
Banyak orang yang menyambut baik berita ini, dan penjual smartphone
lokal seperti Smartfren, Evercoss, dan Mito harus lebih was-was terhadap
kedatangan sang perusahaan China.
Sehebat apakah perusahaan itu? Berikut kami jabarkan lima hal yang perlu Anda ketahui tentang Xiaomi:
1. Gadget Xiaomi sangatlah murah
Xiaomi menjual berbagai gadget, mulai dari powerbank hingga smart TV dan streaming box.
Tapi tentu produk andalan mereka ialah smartphone Android, dan saat ini
mereka memiliki tiga jenis ponsel – Redmi Note, Redmi, dan Mi3.
Xiaomi Redmi Note
merupakan smartphone terbaru Xiaomi dan baru akan dijual bulan depan.
Handphone ini dilengkapi dengan layar 5,5 inci dengan resolusi 720p,
prosesor octa-core MediaTek (dengan pilihan 1,4GHz dan RAM 1GB atau
1,7GHz dan RAM 2GB), kamera belakang 13 megapixel dan kamera depan 5
megapixel, serta baterai 3.200mAh. Berapa harganya? Rp 1,8 juta untuk
versi 1,7GHz dan RAM 2GB.
Xiaomi Redmi
juga tidak kalah gahar. Smartphone ini memiliki layar 4,7 inci dengan
resolusi 720p, prosesor quad-core MediaTek 1,5GHz, RAM 1GB, kamera
belakang 8 megapixel dan kamera depan 1,3 megapixel, serta baterai
2.000mAh. Berapa harganya? Rp 1,5 juta.
(Baca juga: Review smartphone murah Xiaomi, Redmi)
Xiaomi Mi3
merupakan smartphone termahal dan teranyar milik Xiaomi saat ini.
Handphone ini memiliiki layar 5 inci dengan resolusi 1080p, prosesor
quad-core Snapdragon 800 2,3GHz, RAM 2GB, kamera belakang 13 megapixel
dan kamera depan 2 megapixel, serta baterai 3.050mAh. Harganya? Di bawah
Rp 4 juta untuk versi 16GB.
Apabila dibandingkan dengan smartphone lokal populer, Smartfren Andromax V2
memiliki layar 5 inci dengan resolusi 720p, prosesor quad-core MediaTek
1,2GHz, RAM 1GB, kamera belakang 8 megapixel dan kamera depan 2
megapixel, serta baterai 2.300mAh. Andromax V2 dijual seharga Rp 2,3
juta.
TeknoUp melaporkan bahwa dua handphone Xiaomi – Redmi dan Mi3 – sedang menunggu proses sertifikasi di Indonesia.
2. Mereka spesialis penjualan kilat online
Semua orang yang pernah mencoba membeli smartphone Xiaomi bisa
memberikan kesaksian bahwa cukup sulit membeli handphone tersebut.
Xiaomi tidak memiliki toko fisik, dan hanya melakukan penjualan kilat
secara online.
Apa itu penjualan kilat? Artinya mereka melakukan penjualan dalam
rentang waktu tertentu saja, dan biasanya persediaan handphone Xiaomi
terbatas.
(Baca juga: Inilah 4 alasan mengapa penjualan kilat lebih menguntungkan)
Seberapa efektifkah penjualan kilat online Xiaomi? Mereka berhasil menjual 150.000 smartphone Mi3 melalui WeChat di China hanya dalam waktu 10 menit. Perusahaan ini juga berhasil menjual 10.000 Xiaomi Redmi di Hong Kong hanya dalam waktu 36 detik. Di Singapura, Xiaomi menjual seluruh persediaan Mi3 dan Redmi-nya di bawah 2 dan 8 menit.
Apakah menurut Anda taktik yang sama akan bisa sukses di Indonesia nantinya?
3. Masih termasuk perusahaan muda
Tahukah Anda bahwa perusahaan Xiaomi baru saja memasuki umur ke-4 nya
bulan ini? Ya, perusahaan ini baru dibentuk pada 6 April 2010 di China.
Produk awal mereka ialah firmware Android yang bernama MIUI.
Xiaomi baru meluncurkan smartphone pertama mereka di tahun selanjutnya,
yakni Mi-One Phone yang berbekalkan firmware Android itu.
Sejak saat itu mereka telah berhasil menjual 7 juta handphone di tahun 2012, dan menggandakan penjualan itu menjadi 18,7 juta handphone di tahun 2013.
Mereka menargetkan untuk menjual 60 juta smartphone mereka tahun ini,
sembari melakukan ekspansi besar-besaran ke banyak negara.
Di luar dari China, Xiaomi saat ini sudah menjual handphonenya di
Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. Mereka berencana untuk memasuki 10
pasar lainnya tahun ini: Indonesia, Malaysia, India, Filipina, Thailand,
Vietnam, Rusia, Turki, Brazil, dan Mexico.
4. Pendiri Xiaomi sering disandingkan dengan Steve Jobs
Tahukah Anda bahwa founder Xiaomi, Lei Jun (gambar di atas), sering
disandingkan dan diperbandingkan dengan entrepreneur ternama Steve Jobs?
Begitu seringnya perbandingan itu terus diutarakan oleh media, hingga
Lei Jun sendiri mencurahkan hatinya melalui blog resmi Xiaomi bahwa ia ingin media berhenti memberikan perbandingan tersebut.
Kebanyakan perbandingan itu dimulai dengan pengakuan Lei Jun bahwa ia
terinspirasi dari Apple. Ia lalu sering muncul di publik mengenakan
baju hitam dan celana jeans ala Steve Jobs, dan melakukan gaya
presentasi peluncuran produk yang mirip dengan sang almarhum. Mereka
berdua juga hanya menjual beberapa seri gadget tiap tahunnya, tidak
seperti Samsung atau HTC yang menjual banyak sekali gadget dalam varian
dan harga yang berbeda.
Tapi di luar dari itu, mereka berdua sangatlah berbeda. Xiaomi
sebagai contoh, menjual smartphone mumpuni dengan harga yang sangat
terjangkau, berbeda dengan Apple yang menjual gadget mahal. Cara
pemasarannya pun berbeda. Xiaomi hanya melakukan penjualan kilat online,
sedangkan Apple memiliki toko fisik di berbagai negara.
Oh ya, tahukah Anda bahwa Hugo Barra, mantan wakil presiden
Android di Google, sekarang memimpin ekspansi global Xiaomi? Dia juga
akan menjadi salah satu pembicara di acara Startup Asia Singapore bulan
depan.
(Baca juga: Mengenal lebih jauh mengenai Hugo Barra dan Xiaomi, startup bernilai USD 10 miliar! – Preview Startup Asia)
5. Xiaomi tidak sempurna
Tentu saja di luar dari segala berita baik tentang Xiaomi, perusahaan
ini tidaklah sempurna. Akhir-akhir ini Xiaomi meluncurkan produk
aksesoris handphone berbentuk sebuah tombol yang bernama MiKey.
Produk itu dapat dimasukkan ke dalam colokan headphone smartphone dan
diatur untuk melaksanakan berbagai perintah – seperti satu klik untuk
meluncurkan aplikasi musik, dan dua klik untuk meluncurkan aplikasi SMS.
Produk ini tampaknya “mencuri” ide dan desain dari dua proyek penggalangan dana online. Yang pertama ialah tombol smartphone Pressy yang sukses menggalang dana di Kickstarter dan yang kedua ialah kotak plastik dari tombol smartphone Kuai Anniu
dari proyek Kickstarter versi China. Sederhananya, desain dan fungsi
MiKey tampak sangat mirip dengan Pressy, dan MiKey memiliki kotak
plastik penyimpanan dengan desain yang juga tampak sangat mirip dengan
Kuai Anniu. Anda bisa melihat kemiripan kedua gadget di bawah ini:
Tombol MiKey berhasil mengambil start awal karena diluncurkan lebih
dahulu dibandingkan “kakak-kakaknya” yang masih dalam tahap
pengembangan. Tidak hanya itu, MiKey dijual dengan harga yang jauh lebih
murah dibanding Pressy.
Tencent – perusahaan pengembang aplikasi chatting WeChat –
memiliki reputasi buruk di China karena mereka sering meniru produk
startup lain dan mengeksekusi produk itu dengan lebih baik. Reputasi
buruk seperti itu sulit untuk dihilangkan.
Semoga lima penjelasan di atas bisa memberikan gambaran
menyeluruh tentang perusahaan Xiaomi. Saat Xiaomi masuk ke pasar
Indonesia, apakah Anda akan tertarik untuk membeli smartphonenya?