Kinect atau Playstation Move, merupakan contoh kendali sensor gerak yang
cukup sukses. Namun sebelum kehadiran kedua kontroler tersebut, ada
beberapa produk sejenis yang gagal di pasaran.
Dalam industri
game, sistem kendali dengan memanfaatkan gerakan pemain memang bukanlah
hal baru. Namun dewasa ini teknologi tersebut kian sempurna sehingga
nyaman digunakan.
Kinect dan PS Move adalah contoh sukses
kontroler sensor gerak. Tapi sebelum itu sudah banyak produsen game yang
membuat produk serupa. Sayangnya, karena teknologi yang belum matang,
seluruh produk tersebut gagal memenuhi ekspektasi para penggunanya.
Berdasarkan penelusuran detikINET, Rabu (11/12/2013), berikut adalah 6 kontroler game berbasis sensor gerak yang memiliki fitur keren, tapi gagal di pasaran.
Power Glove (NES)
Saat ini Nintendo memang terbilang sukses dengan Wii Motion.
Namun beberapa tahun lalu, vendor game asal Negeri Sakura tersebut
sempat gagal membuat kendali sensor gerak, Power Glove (NES).
Bentuknya
seperti sarung tangan. Cuma di bagian atasnya terdapat beberapa tombol,
yang biasa dipakai dalam game. Kendali tersebut hampir tidak berfungsi
sama sekali.
Di zamannya, kontroler ini menawarkan konsep yang
sangat menarik. Sayang, sejak diluncurkan hanya ada dua game saja yang
mendukung perangkat tersebut.
Joyboard (Atari 2600)
Joyboard merupakan kendali yang dirancang utuk Atari 2600.
Kontroler ini mempunyai sistem kerja jungkat-jungkit, mirip dengan yang
ada pada Wii Balance Board.
Saat itu, kontroler 'penguras'
energi seperti ini memang masih sangat jarang. Bahkan hanya sedikit
developer yang tertarik mengembangkan game untuk kontroler tersebut.
Alhasil,
hanya ada satu game yang mendukung kontroler tersebut. Itu pun dibuat
oleh Amiga Corporation, perusahaan yang juga membuat Joyboard.
U-Force (NES)
Bentuknya mirip sebuah laptop. Dengan bantuan infra merah di
dalamnya, gamer hanya perlu melambaikan tangannya untuk mengendalikan
game. Terdengar cukup keren bukan?
Sayangnya kontroler tersebut
tidak bekerja seperti yang dijanjikan. Bahkan situs game seperti IGN,
menobatkan U-Force sebagai salah satu dari 10 kontroler game terburuk
karena dianggap mempersulit para gamer.
Karena sepi peminat kontroler ini pun akhirnya hilang ditelan zaman.
Sega Activator (Sega Genesis)
Sistem kerjanya mirip dengan Kinect. Kontroler yang dirancang
untuk Sega Genesis ini akan memantau gerakan pemain melalui sebuah
infra merah.
Namun lagi-lagi keterbatasan teknologi membuat
kontroler ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya
harus bernasib sama dengan produk sejenis. Hilang, tanpa sempat
berkembang.
Konami Laserscope (NES)
Kontroler yang satu ini memang tergolong keren. Konami
Laserscope memiliki laser dan microphone, gamer kemudian bisa
mengendalikan game melalui perintah suara dan laser untuk membidik.
Cara
kerjanya pun cukup menarik, karena cara memakainya harus diletakkan di
atas kepala. Mirip dengan aksesoris yang biasa dipakai para militer.
Namun
nyatanya pendeteksi suara Konami Laserscope tidak bekerja dengan baik.
Sangat sulit melakukan perintah-perintah sederhana melalui produk ini,
akhinya popularitas Konami Laserscope pun tenggelam.
The Glove (PS One)
Delapan tahun setelah kepunahan Power Glove munculah kendali gerak bertajuk The Glove, yang dirancang untuk Playstation 1.
Tak ubahnya seperti kontroler besutan Nintendo tersebut, piranti ini pun hanya menjadi bahan olokan di kalangan gamer.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar