Beberapa ponsel Android saat ini bisa didapatkan dengan harga murah.
Bahkan ada yang banderolnya sudah menyentuh di bawah Rp 1 juta.
Namun seperti kata pepatah lama, ada harga ada rupa. Ponsel Android murah tidak mungkin sama baiknya dengan handset di kelas high end. Wajar saja, spesifikasinya dipangkas di sana-sini.
Jika
budget terbatas, memang tidak ada salahnya membeli Android murah.
Karena mungkin di rentang harga yang sama, produk Android murah lebih
baik dibanding pesaing, apalagi feature phone.
Namun agaknya ada baiknya untuk mempertimbangkan hal-hal berikut sebelum membeli Android murah, seperti dikutip detikINET dari Silicon India.
1. Layar Kurang Jernih
Ponsel
Android murah hampir dapat dipastikan tidak memiliki tampilan layar
yang dapat disombongkan soal kejernihannya. Karena resolusinya yang
lebih kecil dibanding Android kelas atas.
Biasanya, resolusi
layar Android murah berada di bawah 480 x 320 pixel. Di samping itu,
teknologi layar sentuhnya juga mungkin kurang mulus dan kurang
responsif.
Dengan layar yang beresolusi rendah, sektor multimedia
pun pas pasan. Jadi untuk menonton video atau menjelajah internet
kurang memuaskan.
Layar Android murah umumnya juga berukuran
kecil, di bawah 4 inch. Namun bisa menghadirkan keuntungan tersendiri
bagi mereka yang bertangan mungil.
2. Bodi Kurang Mantap
Di segmen ponsel low end, biasanya vendor menghadirkan perangkat dengan bodi yang biasa-biasa saja. Desainnya biasa, begitu pun dengan kualitas bodinya.
Beberapa
ponsel Android murah mungkin juga terbatas dalam soal pasokan aksesoris
casing dari pihak ketiga untuk melindungi bodi. Terlebih jika mereknya
kurang populer.
Di bagian layar biasanya tidak dibekali pula
dengan material untuk ketahanan. Seperti Gorilla Glass yang membuat
layar lebih tahan terhadap goresan.
Hal ini bisa menjadi
pertimbangan tersendiri mengingat ponsel adalah barang yang digunakan
hampir setiap hari. Jadi ada kemungkinan untuk terjatuh dan rusak jika
materialnya kurang kokoh.
3. Tidak Kebagian Update Software
Para
vendor hampir dapat dipastikan lebih menganakemaskan ponsel buatannya
yang berada di segmen premium. Demikian juga dalam soal update software.
Seperti
diketahui, update software Android terbilang sangat cepat. Biasanya,
versi terbaru akan lebih dulu diberikan untuk handset kelas atas.
Kemudian
baru giliran ponsel di segmen bawah. Malah kadang meski sudah
harap-harap cemas menunggu lama, tidak ada update sama sekali.
Memang
keuntungan vendor dari penjualan ponsel kelas atas lebih tinggi
dibanding produk kelas bawah. Jadi harap dimaklumi jikalau pengguna
ponsel premium lebih diistimewakan.
4. Prosesor & RAM Kurang Gahar
Prosesor
boleh dibilang adalah nyawa di sebuah smartphone. Semakin tinggi
spesifikasinya, maka bakal semakin kencang performa ponsel.
Di
kala ponsel kelas atas sudah menggunakan prosesor dual core atau quad
core, Android kelas bawah biasanya punya prosesor dengan clock speed
kurang dari 1GHz dan juga RAM (random access memory) minimalis.
Dengan
prosesor kurang gahar dan RAM terbatas, operasional ponsel mungkin
tidak mulus. Demikian juga beberapa aplikasi mungkin kurang berjalan
dengan baik.
Sebab, beberapa aplikasi atau game modern didesain
untuk bekerja dengan bagus berkat dukungan prosesor tangguh. Sehingga
kurang cocok dipakai di Android murah.
5. Brand Tidak Jelas
Sistem
operasi Android bisa digunakan oleh semua vendor yang menginginkan
secara gratis. Sehingga cukup banyak vendor kurang dikenal menjajakan
Android murah.
Jangan cepat tergiur dulu meski harganya sangat
murah. Bisa jadi ponsel dari vendor yang kurang dikenal ini tidak baik
kualitasnya.
Demikian juga dengan dukungan after sales yang mungkin tidak memadai dan sulit dijangkau.
Meski
tidak mutlak, memang disarankan membeli ponsel Android dari brand
ternama atau sudah terbukti. Yang mungkin lebih dipercaya kualitasnya.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar