Sekarang kamera DSLR dan kamera mirrorless sama-sama punya pilihan
segmentasi yang lengkap, terutama kelas pemulanya. Ciri kamera pemula di
antaranya harga terjangkau, bisa jadi inilah alasan kenapa penjualannya
laris manis.
Dengan dana Rp 5 jutaan, kini pilihan kamera untuk
pemula yang tersedia semakin beragam. Kenali apa saja pilihannya
disertai ulasan singkatnya.
Kamera DSLR
-. Nikon D3200
Kamera
pemula Nikon D3200 saat ini tertinggal satu generasi (karena ada D3300)
tapi masih sangat menarik dari segi fitur, seperti sensor APS-C 24 MP, 4
fps dan 11 titik fokus.
Kualitas hasil foto menjadi keunggulan
dari kamera ini, termasuk soal detil foto yang tinggi berkat sensor 24
MP. Nikon D3200 termasuk kecil dan ringan (untuk ukuran kamera DSLR) dan
mudah dipakai dengan menu Guide untuk pemula.
Kelemahannya untuk bisa auto fokus perlu didukung oleh lensa-lensa yang punya motor fokus. Lensa kitnya adalah Nikkor 18-55mm VR.
-. Canon EOS 1200D
Penerus EOS 1100D ini puya
sederet fitur dasar untuk belajar fotografi, semisal memakai fitur
manual mode, RAW, flash, dan live view. Urusan video juga sudah bisa
full HD walau audionya masih mono.
Ditinjau dari bodinya, Canon
1200D tampak masih tetap mempertahankan desain mungil dan ringan,
berbahan plastik walau kini sudah diberi sedikit lapisan karet untuk
kenyamanan lebih saat di genggaman.
Fitur yang tidak ada di
kamera ini adalah Spot Metering yang dalam kondisi tertentu bisa
disiasati dengan memakai Partial Metering. Lensa kitnya adalah Canon
18-55mm IS.
Baik Nikon dan Canon keduanya sudah matang dalam hal
membuat kamera DSLR, sehingga sulit dibilang mana yang lebih baik.
Manapun yang dipilih, kita sudah diuntungkan dengan banyaknya pilihan
lensa dan aksesori pendukung lain yang berlimpah.
Apalagi kamera
DSLR punya keunggulan di auto fokus yang cepat dan sehingga fotografer
yang lebih serius akan tetap bertahan dengan format DSLR.
Kamera Mirrorless
-. Sony A5000 (APS-C sensor)
Mirrorless mungil dari Sony ini adalah penerus NEX-3 yang dipaketkan dengan lensa kit 16-50mm powerzoom OSS.
Berkat
sensor APS-C (setara kebanyakan kamera DSLR) dan resolusi 20 MP, kamera
pemula ini berani diadu dalam hal kualitas hasil foto.
Kemampuan tembak maksimal 4 foto per detik. Layar LCD kamera ini bisa dilipat ke atas untuk foto low angle.
Berbekal
E mount, Sony A5000 bisa dipasangkan dengan berbagai lensa Sony dan
Zeiss untuk E mount. Lampu kilat juga ada, walau tidak ada dudukan lampu
kilat eksternal.
Opsi lain, ada juga kamera mirrorless yang lebih murah (di bawah Rp 5 juta) seperti Sony A3000 dan Canon EOS-M.
-. Panasonic Lumix GF6 (micro four thirds)
Di
kubu micro four-thirds kita kenal Lumix yang punya kamera mirrorless
pemula yaitu GF6. Dengan sensor four-thirds 16 MP LiveMOS dan lensa kit
14-42mm OIS, kamera desain retro ini punya roda mode PASM layaknya
kamera DSLR.
Untuk dukungan lensa cukup banyak pilihan baik dari Lumix, Olympus
maupun produsen lain yang membuat lensa dengan micro four thirds mount.
Layar LCD di kamera ini pun sudah berjenis layar lipat ke atas dan ke bawah dan juga mendukung sistem sentuh.
Sama
seperti Sony A5000, kecepatan tembaknya 4 fps, urusan lampu kilat juga
ada, walau sama-sama tidak ada dudukan lampu kilat eksternal.
Opsi
lain, di kubu Olympus sebagai sesama kamera micro four thirds, ada juga
kamera Olympus E-PL5 yang harganya di bawah Rp 6 juta.
-. Samsung NX mini (sensor 1 inch)
Bila
ingin mengejar ukuran yang paling mungil (dan tentunya lensanya juga
harus ikut mengecil), maka ukuran sensor kamera mesti ikut mengecil.
Samsung
NX mini menawarkan kamera mirrorless dengan mount NX-M yang
mengandalkan sensor 20 MP dalam keping 1 inch (crop factor 2,7x) yang
harganya terjangkau.
Bila ingin lensa fix mungil, ada paket kit dengan lensa 9mm (setara
24mm). Kecil-kecil cabe rawit, selain juga bisa menyimpan file RAW,
kamera ini juga bisa menembak 6 foto per detik. Layar 3 inch yang bisa
dilipat ini juga sudah berbasis layar sentuh yang mudah.
Opsi lain, di format sensor 1 inch ada juga Nikon 1 J3 yang sudah turun harga di bawah Rp 4 juta.
Pertimbangan Dalam Memilih
Hal
utama yang perlu dipertimbangkan saat memilih mau membeli DSLR atau
mirrorless menurut saya adalah rencana lensa-lensa yang akan dimiliki ke
depan.
Sistem DSLR sudah ada selama puluhan tahun dan punya
jajaran lensa yang beragam, sedangkan mirrorless sebagai sistem yang
tengah berkembang tentu perlu waktu untuk melengkapi jajaran lensa
mereka.
Kalaupun lensa yang kita inginkan tersedia di sistem
mirrorless, kadang harganya juga masih cukup mahal. Selain itu pihak
third party (pembuat lensa alternatif seperti Sigma, Tamron, Tokina,
Samyang dll) lebih banyak memproduksi lensa-lensa untuk DSLR sehingga
lebih banyak pilihan lensa bagi pemilik DSLR.
Kiri: DSLR terkecil (EOS 100D), kanan : Samsung NX mini (1 inch)
Tapi bila ukuran kamera yang kecil adalah pertimbangan utama saat
seseorang akan memilih antara kamera DSLR atau mirrorless, maka kamera
mirrorless akan lebih menarik karena DSLR memang tidak mungkin bisa
dibuat sekecil mirrorless.
Ukuran kamera yang kecil memang
memudahkan saat travelling, atau saat street photography. Dengan ukuran
sensor yang bervariasi antar merk kamera mirrorless, perlu untuk cari
tahu dulu seberapa besar ukuran sensor yang kita butuhkan.
Sensor
APS-C memberi kualitas setara DSLR pada umumnya, tapi kamera dan
lensanya masih cukup besar. Sensor four thirds yang lebih kecil dari
APS-C masih punya kualitas yang baik, dan sensor 1 inch sudah tergolong
kecil tapi berdampak signifikan pada mengecilnya lensa (cocok bila kita
ingin kamera mirrorless dengan lensa yang kecil). Tapi ingat kualitas
hasil foto dari sensor 1 inch masih tidak bisa setara dengan sensor yang
lebih besar seperti APS-C.
Terakhir perhatikan juga faktor
baterai kamera, dengan bodi kamera yang kecil maka baterai juga pasti
ikut mengecil sehingga lebih cepat habis, apalagi pada kamera yang
selalu mengandalkan layar LCD untuk preview/live-view.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar