Saat melakukan city tour, traveler kerap menemukan toko lokal yang unik,
juga fasad kafe atau gedung pemerintah yang menarik. Ambil kamera dan
foto objek menarik ini dengan 7 cara yang harus Anda tahu.
Saat
city tour, tentu waktu yang ada tidak terlampau banyak. Momen yang
didapat juga hanya sebentar. Tidak ada waktu longgar untuk memikirkan
komposisi secara maksimal, begitu juga angle dan pencahayaan. Semua
serba cepat dan mata dipaksa membaca gambar dengan kreatif detik itu
juga.
detikTravel, Rabu (10/4/2013) menyusun 7 tips bagaimana memfoto bangunan saat city tour:
1. Kamera selalu On/Stanby
Pertama,
kamera selalu dalam keadaan ON/Standby. Tujuannya tidak lain supaya
begitu mendapat sesuatu yang menarik di depan mata, bisa langsung
menembak tanpa kehilangan waktu sia-sia.
Untuk mengantisipasi
supaya baterai tidak habis, jangan lupa mengisi ulang baterai hingga
penuh pada malam harinya. Baterai penuh memungkinkan kamera siaga untuk
seharian memotret. Apalagi bila tidak sering menggunakan fasilitas live
view, baterai kamera dijamin tidak lowbat meski siaga sepanjang
perjalanan.
Setelah mengisi penuh, pastikan baterai langsung
dimasukan ke dalam kamera. Sebab, pengalaman para fotografer profesional
sekalipun, terkadang baterai tertinggal karena terburu-buru atau memang
lupa.
Tidak ada salahnya, setiap mau berangkat, kamera dijepret sekali guna memastikan baterai dan kartu memori telah terpasang.
2. Setting ISO
Setinglah
ISO kamera pada level yang memungkinkan untuk keliling kota dengan
tingkat pencahaan yang berbeda-beda. Kadang terang namun di lain menjadi
gelap karena terkena bayangan gedung. Supaya tidak repot-repot
menggonta-ganti ISO, yang kadang karena bergegas kesana-kemari hingga
lupa diganti, tidak ada salahnya menggunakan ISO otomatis.
3. Memilih mode manual atau auto
Jangan
bingung apakah akan menggunakan mode Manual, Speed Priority atau
Apperture priority. Bila memang Anda sudah mahir menggerakan speed dan
level diafragma secara dinamis secara bersamaan, menggunakan mode Manual
tidak ada masalah.
Akan tetapi bila masih ragu-ragu, dapat
menggunakan speed priority saat memotret dari dalam kendaraan. Sementara
kalau sedang jalan kaki, bisa menggunakan apperture priority. Atau yang
masih belum mengetahui 3 mode tersebut , masih bisa menggunakan Auto.
Anda
sendiri yang mengetahui kemampuan Anda untuk menentukan pilihan mode
memotret. Toh, dari foto yang dihasilkan, hampir tidak ada yang tahu
Anda menggunakan mode M, TV, AV, atau Auto.
4. Memakai lensa yang tepat
Pilihlah
lensa yang cocok untuk menghadapi momen singkat. Anda dapat menggunakan
satu lensa yang mencakup jangkauan lebar hingga tele seperti 18-300.
Akan tetapi bila tidak, sebaiknya standby dengan lensa lebar terlebih
dahulu. Sementara lensa tele disiapkan untuk memotret detil dengan apik,
saat waktu memungkinkan.
5. Angle yang tepat
Secara
umum, karakter fasad toko atau kafe mempunyai kesamaan pola yakni kotak
(dengan berbagai variasinya). Maka cara cepat membuat komposisi foto
yang menarik yakni frontal dari depan dan atau menyamping (serong)
sekitar 30 hingga 45 derajat. Jangan lupa untuk memotret vertikal dan
horizontal.
Tentu tidak sebatas dua angle tersebut, namun akan
semakin bervariasi tergantung kondisi di lapangan. Semua menuntut
kreatifitas fotografer merekam dengan dinamis sebuah 'benda mati' berupa
bangunan toko/kafe supaya terasa hidup.
6. Mulai dengan overview
Anda
bisa memulai dengan memotret bidang kafe atau toko secara keseluruhan
(overview). Kemudian dilanjutkan dengn fokus ke hal-hal yang spesifik,
yang menarik secara visual misalkan warna dan bentuk khas dari toko
tersebut.
Pada saat eksekusi, siapapun dapat berkreatifitas
dengan memasukan unsur manusia, kendaraan, warna, logo, huruf, daun,
atau apa saja yang dianggap unik dari toko/kafe tersebut. Sehingga,
dengan menambah unsur lain dari foto utama yakni fasad, akan lebih
memberi kesan dinamis. Selain itu, menambah unsur selain di luar toko
akan lebih memperkuat cerita.
7. Menyimpan data foto
Pasca
memotret, simpan file foto dalam komputer yang sistematis supaya tidak
tertukar. Lalu olah foto sesuai kebutuhan dan koreksi seperlunya lewat
piranti lunak yang biasa digunakan. Biasanya langkah pertama yakni
mengcroping terlebih dahulu untuk mengkoreksi ide cerita (point of
interest). Kemudian memperbaiki exposure, warna dan terakhir me-resize
foto.
Oh, iya, saat hendak men-share ke media sosial, perlu
dipikirkan apakah foto tersebut cukup berharga bagi Anda. Bila menurut
Anda foto tersebut cukup penting, tidak ada salahnya menambahkan
watermark untuk memastikan foto tidak dicuri.
Sumber: Detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar